Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujuan untuk mempermudah
pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah menimbulkan
keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ketakutan yang
dirasakan oleh manusia akibat perkembangan teknologi ini disebabkan
adanya kekhawatiran akan adanya penyalahgunaannya oleh orang yang tidak
bertanggung jawaab.
Berbicara tentang dampak dari perkembangan IPTEK, maka kita akan
dihadapka pada berbagai bidang, bahkan hampir semua aspek dalam
kehidupan di dunia ini peyang dapat dipengaruhi oleh adanya perkembangan
IPTEK, seperti yang kita lihat sekarang ini, semua orang dalam
kehidupannya sehari-hari hampir tidak bisa lepas dari teknologi, seorang
dosen kalau pergi ke kampus tidak lupa membawa, laptop dan LCD, setiap
orang selalu berdampingan dengan HP, saat jam istirahat di rumah, selalu
ditemani dengan tayangan Televisi, dan lain sebagainya, kesemuanya itu
hanya sebagian kecil dari pengaruh perkembangan yang ditimbulkan oleh
IPTEK.
Sebagai contoh PSS saat ini mengidentifikasi bahwa penyalahgunaan
senjata nuklir, kimia, biologi dan radiologi serta WMO lain merupakan
merupakan salah satu klaster ancaman bersama bagi umat manusia. Padahal
hal tersebut merupakan hasil pemikiran manusia yang genius. Apalagi
kalau perkembangan tersebut bersinergi negative dengan bahaya terhadap
keamanan lain, baik yang bersifat simetrik seperti antar Negara maupun
bahaya asimetrik seperti terorisme dan kejahatan transnasional
terorganisasi yang disponsori oleh “nonstate actors”. Hal tersebut tidak hanya membahayakan Negara sebagai kesatuan (statecentric), tetapi juga membahayakan keamanan manusia (human security). (Sofyan Sauri, 2009).
Dengan adanya perkembangan IPTEK manusia medapatkan berbagai
kemudahan dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Bahkan saat
sekarang ini hampir setiap orang itu tidak bisa terpisah dari adanya
teknologi, setiap orang memanfaatkan alat komunikasi langsung jarak jauh
seperti HP untuk berhubungan dengan orang lain yang berjauhan. Orang
kalau ingin bepergian ke luar negeri tidak lagi memerlukan waktu yang
lama, karena mereka tinggal naik pesawat terbang, dengan beberapa menit
saja mereka sudah sampai di tempat tujuan yang dituju, selain itu
berbagai kegiatan yang pada awalnya dilakukan dengan menggunakan banyak
tenaga manusia untuk mengerjakannya, kini dengan adanya perkembangan
IPTEK semuanya itu dapat teratasi dengan penggunaan tenaga mesin untuk
melakukan pekerjaan tersebut dengan waktu yang relative lebih cepat
daripada menggunakan tenaga manusia secara manual.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa adanya perkembangan IPTEK,
manusia sangat banyak terbantu untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan
menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi disisi lain manusia juga harus sadar akan adanya
berbagai macam ancaman yang dapat ditimbulkan oleh adanya perkembangan
IPTEK tersebut, yang akan dapat membahayakan bagi manusia itu sendiri.
Diantara bidang yang dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK adalah:
bidang pendidikan, bidang informasi dan komunikasi, bidang ekonomi dan
industri, dan bidang politik. Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai
dampak perkembangan IPTEK tersebut, berikut akan dijelaskan mengenai
dampak IPTEK tersebu.
1. Bidang Pendidikan
Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International Commission on Education for the Twenty First Century”
merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang
dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran, yaitu:
Learning to know (belajar untuk menguasai. pengetahuan) Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan), Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together
(belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar
pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai
agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam pembelajaran.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada
lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke
penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari
kertas ke “on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas
jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi
sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media
komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi
antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka
tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru
dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa.
Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas
dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching”
atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan
menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah
e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media
teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg
(2001), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi
internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang
belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan
jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi
dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke
pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet
yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang
pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Sejalan dengan
perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning menjadi lebih luas
yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi
seperti telepon, audio, vidiotape, transmisi satellite atau computer.
(Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).
Robin Paul Ajjelo juga mengemukakan secara ilustratif bahwa di
masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat
tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) komputer notebook
dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar
yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan
dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, (2) Jam tangan
yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti
untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone bentuk saku dengan
perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV, (4) alat-alat
musik, (5) alat olah raga, dan (6) bingkisan untuk makan siang. Hal itu
menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti
berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.
Sebagai sebuah proses, teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam
hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang
kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan,
dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi
permasalahan,melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah
tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia. (AECT, 1977).
Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan lahir
dari adanya permasalahan dalam pendidikan. Permasalahan pendidikan yang
mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,
peningkatan mutu / kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan.
Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari
pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas, tentu
saja ini dapat di pecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
Teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari kita
sering dijumpai adanya pemanfaatan dari perkembangan teknologi dalam
dunia pendidikan, seperti yang sering dilakukan oleh guru yaitu
mengkombinasikan alat teknologi dalam proses pembelajaran.
Internet merupakan merupakan salah satu alat komunikasi yang murah
dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih.
Kemampuan dan karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses
belajar mengajar jarak jauh (E-Learning) menjadi lebih efektif dan
efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
Namun demikian, dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak boleh lupa
bahwa teknologi itu tidak hanya mendatangkan manfaat positif, melainkan
juga akan dapat mendatangkan dampak negative, inilah yang harus tetap
kita waspadai. Mengingat saat sekarang ini sering kita lihat dimana-mana
banyak para pelajar dan mahasiswa yang sering menggunakan pasilitas
teknologi tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga hal ini dapat
mendatangkan dampak yang negatif.
Beberapa dampak positif dan negative dari perkembangan teknologi terkait dengan dunia pendidikan, yaitu:
a. Dampak positif
1) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber
ilmu dan pusat pendidikan. Seperti jaringan internet, lab computer
sekolah, dll.
Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku
terhadap informasi yang diajarkan oleh guru di sekolah, tetapi mereka
juga bisa mengakses materi pelajaran langsung dari internet.
2) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat
siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut
dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak, dan dapat dipahami secara
mudah oleh siswa.
3) Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Selama ini, proses pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya
pembelajaran yang disampaikan hanya dengan tatap muka langsung, namun
dengan adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus
mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos
internet dan lain-lain.
4) Adanya sistem pengolahan data hasil penelitian yang menggunakan pemampaatan teknologi.
Dulu, ketika orang melakukan sebuah penelitian, maka untuk melakukan
analisis terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan
dihitung secara manual. Namun setelah adanya perkembangan IPTEK, semua
tugas yang dulunga dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu yang
cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu dengan
menggunakan media teknologi, seperti computer, yang dapat mengolah data
dengan memanfaatkan berbagai program yang telah diinstalkan.
5) Pemenuhan kebutuhan akan pasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat.
Dalam bidang pendidikan tentu ada banyak hal dan bahan yanga harus
dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu pengandaan soal ujian. Dengan
adanya mesin photocopy, untuk memenuhi kebutuhan akan adanya jumlah soal
yang banyak tentu membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya
kalau itu dilakukan dengan secara manual. Tapi dengan perkembangan
teknologi mesin photocopy, semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam
waktu yang singkat.
Khususnya dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perkembangan IPTEK, yaitu:
1) Pembelajaran menjadi lebih interaktif, simulatif, dan menarik
2) Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit / kompleks
3) Mempercepat proses yang lama
4) Mengahadirkan peristiwa yang jarang terjadi
5) Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau di luar jangkauan
b. Dampak negatif
Disamping dampak positif yang ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK,
juga akan muncul dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh perkembangan
IPTEK dalam proses pendidikan, antara lain:
1) Siswa menjadi malas belajar
Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat memudahkan siswa dalam
belajar, seperti Laptop dengan jaringan internet, ini malah sering
membuat siswa jadi malas belajar, terkadang banyak diantara mereka yang
menghabiskan waktunya untuk berinternetan yang hanya mendatangkan
kesenangan semata, seprti main Facebook, Chating, Frienster, dll, yang
kesemuanya itu tentu akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
2) Terjadinya pelanggaran asosila
Sering kita dengan diberita-berita, dimana terjadi pelaku pelanggaran
asosila dilakukan oleh seorang siswa terhadap siswa lainnya, seperti
terjadinya tauran antar pelajar, terjadinya priseks, dll.
3) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber
ilmu dan pusat pendidikan yang dapat disalah gunakan oleh siswa.
Dengan munculnya media massa yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK,
ini dapat menimbulkan adanya berbagai perilaku yang menyimpang yang
dapat terjadi, seperti adanya siswa yang sering menghabiskan waktunya
untuk main game, main VS, main Facebook, Chating lewat internet.
Sehingga yang semula waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar malah
digunakan untuk bermain, sehingga jam belajar menjadi habis dengan
sia-sia. Akhirnya semuanya itu akan dapat berpengaruh negative terhadap
hasil belajar siswa dan bahkan terjadi kemerosotan moral dari para siswa
bahkan mahasiswa.
4) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran, sehingga membuat siswa menjadi
malas.
Dengan adanya pasilitas yang dapat digunakan dengan mudah dalam
proses pembelajaran, ini terkadang sering membuat siswa dan mahasiswa
menjadi malas dan merasa lebih dimanjakan, misalnya ketika siswa diberi
tugas untuk membuat makalah, maka mereka merasa tidak perlu
pusing-pusing, karena cukup mencari bahan lewat internet dan mengkopi
paste, sehingga siswa semakin menjadi malas belajar.
5) Kerahasiaan alat tes untuk pendidikan semakin terancam.
Selama ini sering kita melihat dan mendengan di siaran TV, tentang
adanya kebocoran soal ujian, ini merupakan salah satu akibat dari
penyalahgunaan teknologi, karena dengan adanya perkembangan teknologi
yang semakin canggih, maka dengan mudah dapat mengakses informasi dari
satu daerah ke daerah lain, inilah yang dilakukan oleh oknum untuk
melakukan penyelewengan terkait dengan kebocoran soal ujian, sehingga
kejadian ini sering meresahkan pemerintah dan masyarakat.
6) Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
Pada awalnya pendidikan itu ditujukan untuk mendapatkan perubahan
yang bersifat positif, namun pada akhirnya seringkali tujuan itu
diselewengkan dengan berbagai alasan. Contohnya, seorang heker, dengan
kemampuannya melakukan penerobosan system sebuah kantor atau perusahaan,
mereka dapat melakukan perampokan dengan tidak perlu merampok langsung
ke bank atau ke kantor, cukup dengan melakukan pembobolan terhadap
system keuangan atau informasi penting, maka mereka akan dapat
keuntungan, dan sulit untuk dilacak pelakunya.
7) Adanya penyalahgunaan sistem pengolahan data yang menggunakan teknologi.
Dengan adanya pengolahan data dengan sistem teknologi, sering kali
kita temukan adanya terjadi kecurangan dalam melakukan analisis data
hasil penelitian yang dilakukan oleh siswa bahkan mahasiswa, ini mereka
lakukan hanya untuk mempermudah kepentingan pribadi, dengan mengabaikan
kebenaran hasil penelitian yang dilakukan.